Rabu, 01 April 2015

Sikap Etika dan Profesional dalam dunia kerja

Etika profesionalisme dalam dunia kerja, sangat beragam sebelum membahas tentang etika dan profesionalisme dalam dunia kerja, akan terlebih dahulu membahas apa itu Etika, profesi dan profesionalisme baru setelah itu akan di bahas secara bersama secara keseluruhan apa itu etika profesionalisme dalam dunia kerja, dan mengapa etika dan profesionalisme sangat di butuhkan dalam dunia kerja.

Etika merupakan ilmu yang membahas perbuatan baik dan perbuatan buruk manusia sejauh yang dapat dipahami oleh fikiran manusia. sedangkan profesi itu sendiri Belum ada kata sepakat mengenai pengertian profesi karena tidak ada standar pekerjaan/tugas yang bagaimanakah yang bisa dikatakan sebagai profesi. Ada yang mengatakan bahwa profesi adalah “jabatan seseorang walau profesi tersebut tidak bersifat komersial”. Secara tradisional ada 4 profesi yang sudah dikenal yaitu kedokteran, hukum, pendidikan, dan kependetaan.

sedangkan profesionalisme sendiri Biasanya dipahami sebagai suatu kualitas yang wajib dipunyai oleh setiap eksekutif yang baik, dan biasanya seseorang yang mempunyai sikap profesionalisme mempunyai etika yang baik pula. maka itu etika di butuhkan dalam dunia kerja begitu juga dengan profesionalisme sangat di butuhkan dalam dunia kerja, kedua-duanya menjadi tolak ukur di dalam dunia kerja, karena dalam dunia kerja kita akan berjumpa dengan orang lain yang akan menjadi rekan kerja, customers (pelanggan) jika kita bekerja yang bergerak di perusahaan jasa.

ada pun manfaat yang di dapat dari etika di dalam dunia kerja antara lain dapat mengetahui mengenai penilaian baik dan juga buruk bagi semua manusia dalam ruang dan waktu tertentu, dan ada pun manfaat yang di dapat dari profesionalisme dalam dunia kerja antara lain, dapat menghargai pendapat orang lain yang berbeda, selain itu dapat menganalisis suatu masalah yang di hadapi di dunia kerja, selain itu juga seseorang yang profesionalisme juga mempunyai sikap mandiri berdasarkan keyakinan akan kemampuan pribadi serta terbuka menyimak dan menghargai pendapat orang lain, namun cermat dalam memilih yang terbaik bagi diri dan perkembangan pribadinya.

dalam hal etika profesionalisme dalam dunia kerja akan saya berikan contoh kasus, adapun contoh kasus tersebut:


Contoh Kasus 1

seorang manager dalam suatu perusahaan datang terlambat dan tidak di siplin, secara tidak langsung sebagai seorang yang mempunyai jabatan dan mempunyai karyawan, seharusnya seorang manager tersebut harus menjadi contoh yang baik dan sebagai panutan yang baik juga tentunya, jika seorang manager di dalam suatu perusahaan tidak menghargai waktu dengan baik, bagaimana karyawan bisa memaksimalkan pekerjaan mereka dan bisa datang ke kantor dengan tepat waktu, karena karyawan tersebut pasti akan berfikir seorang manager yang menjadi panutan dan sebagai contoh datang selalu terlambat, seorang karyawan pasti kurang termotifasi untuk datang ke kantor lebih awal, karena faktor sang manager selalu datang terlambat.


Contoh kasus 2

seorang pimpinan perusahaan melakukan KKN (kolusi, korupsi dan nepotisme) tanpa sadar pimpinan tersebut tidak bisa menjadi seorang yang mempunyai etika dan profesionalisme yang bagus dalam dunia kerja, karena dia tidak bisa bertanggung jawab dan tidak mempunyai dedikasi yang dapat dia pertanggung jawabkan, seandainya dia seorang pemimpin di dalam perusahaan yang memegang etika dan profesionalisme dia akan menjunjung tinggi kebersihan perusahaannya dari KKN bukan sebaliknya.

dari contoh kasus 1 dan 2 dapat di simpulkan bahwa etika dan profesionalisme dalam dunia kerja yang memegang peranan penting di dalamnya selain pribadi kita sendiri faktor seorang pemimpin juga sangat berpengaruh dalam dunia kerja, dan yang menentukan bagus secara etika dan profesionalisme dalam dunia kerja itu juga faktor arahan dari seorang pemimpin yang membimbing karyawan secara bersama-sama untuk menumbuhkan rasa profesionalisme di diri masing-masing karyawan.

Selasa, 03 Februari 2015

Kegiatan yang dilakukan di sosmed

seperti yang kita lihat perkembangan internet semakin hari semakin maju banyak orang yang ingin tau ini itu melalui jejaring sosial media yang didukung oleh internet kalo tidak ada internet kita tidak bisa mengakses jejaring sosial tersebut .

salah satunya menggunakan sosial media atau jejaring sosial seperti youtube atau info aplikasi lainnya yang menghasilkan ilmu pengetahuan atau yang lain lain tujuan menggunakan jejaring sosial banyak sekali diantaranya untuk mencari ilmu pengetahuan , untuk mencari berita terpopuler atau gosip terkini, banyak pengguna menggunakannya untuk mencari tau apa yang sedang di bicarakan atau terpopuler pada saat ini.

tapi ada juga yang menggunakan internet atau jejaring sosial yang tidak penting yan bisa merugikan diri sendiri , maka dari itu gunakanlah jejaring sosial yang berguna dan bermanfaat bagi diri kita maupun orang lain 

Sabtu, 29 November 2014

Aplikasi Terapan Jika Bekerja disuatu Perusahaan

perkembangan teknologi di indonesia semakin canggih , dengan berbagai aplikasi atau ide ide yang membuat sistem disuatu perusahaan terlihat lebih mudah praktis .
apabila saya bekerja disuatu perusahaan nanti saya akan mencoba menerapkan suatu aplikasi yang bisa mempermudah pekerjaan dan mempercepat waktu seperti absen dengan menggunakan aplikasi mobile , sehingga karyawan tidak perlu mengantri untuk absen jadi karyawan hanya mendownload aplikasi dan dikasih kode pin untuk masuk mengisi absen tersebut tanpa harus mengantri.

Kamis, 27 November 2014

Hak Cipta (copyright)

A. Pengertian Hak Cipta

Hak Cipta adalah hak khusus bagi pencipta maupun penerima hak untuk mengumumkan atau memperbanyak ciptaannya maupun memberi izin untuk itu dengan tidak mengurangi pembatasan-pembatasan menurut peraturan perundang-undangan yang berlaku.
Pengertian di atas menunjukkan penekanan perlindungan hak cipta pada masalah “keaslian” atau originality. Ahli hukum lain ada pula yang memberikan pengertian dengan didasarkan pada pengertian HAKI lalu ditekankan pada karakteristik hak cipta sebagai hak khusus yang menciptakan ‘monopoli terbatas’.

B. Macam-macam Hak Cipta

macam-macam hak cipta :
a) Buku, program komputer, pamflet, susuan perwajahan (lay out), karya tulis yang diterbitkan,
dan semua hasil karya tulis lain.
b) Ceramah, kuliah, pidato, dan ciptaan lain yang sejenis dengan itu.
c) Alat peraga yang dibuat untuk kepentingan pendidikan dan ilmu pengetahuan.
d) Lagu atau musik dengan atau tanpa teks.
e) Drama atau drama musikal, tari, koreografi, pewayangan, dan pantomim.
f) Seni rupa dalam segala bentuk seperti seni lukis, gambar, seni ukir, seni kaligrafi, seni pahat,
seni patung, kolase, dan seni terapan.
g) Arsitektur.
h) Peta. 
i) Seni batik.
j) Fotografi.
k) Sinematografi.
l) Terjemahan, tafsir, saduran, bunga rampai, data base, dan karya lainnya dari hasil
pengalih wujudan

sumber :  http://ekosupriyanto50.blogspot.com/2013/04/pengertian-copyright.html
http://copyright-world.blogspot.com/2014/04/saja-yang-termasukhasil-karya-yang.html

Jumat, 25 April 2014

Ujian Nasional



Di luar terdengar lagu dangdut murahan dibunyikan keras-keras. Sedangkan aku.. aku menjejalkan lagu korea ke telingaku. Bukan tidak mencintai karya negeri sendiri. Tapi cinta memang tidak bisa dipaksakan akan jatuh kemana. Hari-hari sudah cukup menekan disini tanpa lagu-lagu dangdut itu. Sedikit pelepas ketegangan hanya itu yang aku butuhkan. Alunan lembut suara IU… sejenak… bisa membuatku melupakan badai yang sedang berkecamuk di hati, pikiran dan tubuhku.
Entah kemana idealisme itu sudah kulemparkan. Mungkin seperti batu hitam yang jatuh ke laut dalam atau seperti bumerang milik suku Aborigin yang kini sedang berbalik menyerangku. Yang kulakukan adalah pengkhianatan. Bukan terhadap orang lain, tapi terhadap diriku sendiri. Apakah rupiah itu? Atau memang kelemahan yang sudah lama ada bahkan sebelum idealisme ku menemukan namanya. Hanya karena permintaan menghiba dari seorang kepala sekolah yang juga menjadi korban sistem kemunafikan dalam lembaga pendidikan yang seharusnya didirikan untuk menjadi wadah perubahan dan pencetak para cendikia.
“Tolong lah… Bu. Anak-anak kita tak akan bisa lulus jika mereka harus mengerjakan soal itu sendiri”,
“Kasihan mereka Bu, sebagai guru, inilah yang kita bisa berikan bagi mereka”.
Ya. Satu pertolongan terakhir bagi anak-anak pulau yang lebih gemar bermain dan melaut ketimbang belajar. Toh, mereka semua akan lulus juga. Lihatlah lah coreng moreng itu sekarang. Di tempat ini, mereka malah dibimbing untuk berlaku curang. Salahkah anak-anak itu jika moral mereka terus terdegradasi, di tempat etika seharusnya berlaku mutlak, mereka malah menemukan pelecehan terhadap etika moral dan kejujuran diinjak blak-blakan.
Semua kobaran kemarahan dan idealisme itu padam seperti tersiram air dingin. Aku benci melihat diriku bersusah payah mengerjakan soal-soal sialan itu. Seribu kali!!! Mau jadi apa siswa-siswa itu? Kabupaten yang ingin namanya harum mengambil jalan pintas berbagai rupa. Hemh! Lihat saja jalan yang sudah disediakan itu, berubah menjadi semak belukar. Jalan pintas itu kini sudah serupa jalan tol, lengkap dengan pintu, penjaga dan tarifnya. Kemanakah jalan itu menuju? Ke dunia luar yang memang persis seperti inilah keadaanya, kurang lebih. Apakah cara-cara yang diterapkan memang sudah tepat, mengingat setamatnya mereka dari sekolah, mereka akan terjun dan berbaur dalam masyarakat. Mereka sudah kami ajarkan untuk mengenal kata ‘kompromi’ dan kami didik untuk memahami dengan pasti bahwa ‘tidak ada peraturan yang tidak bisa dilanggar’. Dan trik untuk mencapai sukses dalam hidup.. yaitu… ‘jangan melawan arus’. Mereka juga sudah kami bekali dengan rumus untuk bisa bertahan dalam dunia nyata ‘kejujuran hanya dipakai seperlunya saja’. Karena begitulah yang marak mereka lihat di televisi, jika channel favorit mereka yang menayangkan sinetron kebetulan sedang iklan dan mereka melewati saluran tv yang terus-menerus memutarkan berita. Karena begitulah yang terjadi di indonesia.
Hidup memang pilihan, dan aku sudah memilih untuk ikut terlibat dalam permainan ini. Hanya karena aku tak mau didiskualifikasi karena melanggar peraturan yang sudah ditetapkan, play unfair. Menyadari kalau ternyata aku tidak cukup tangguh untuk bisa berkata ‘tidak’, membungkam suara yang biasa kuteriakkan… aku pun tak jauh berbeda.
Pendidikan harus selalu menyesuaikan dengan perubahan jaman, itulah yang sedang berlaku saat ini. Bagaimana pendidikan moral bisa diterapkan jika moral para pendidiknya saja masih patut dipertanyakan. Bukan gaji yang besar yang dibutuhkan, tapi jiwa yang berkali-kali lipat lebih besar untuk bisa bertahan dalam profesi ini dan tetap waras. Pelan-pelan… aku sudah mulai membenci anak-anak ini. Di mataku, mereka adalah kertas buram dan lusuh. Bukan kertas putih yang masih kosong yang bisa dicat warna-wani pelangi. Aku mendadak kehilangan kemampuanku untuk melihat sisi putih dari legam kulit mereka. Anak-anak itu sudah menjadi kriminil sejak masih di sekolah dasar. Menyalahkan keluarga dan lingkungan mereka adalah yang kami lakukan disini. Bukan perasaan seperti ini yang ingin aku rasakan ketika memutuskan untuk mengikuti program sm3t. Ottokhe… bagaimana dengan hatiku. Bagaimana dengan idealismeku. Bagaimana nasib pendidikan negeri ini kelak? Tempat ini punya kekuatan untuk membangkitkan seluruh sisi negatifku. Kini aku hanyalah seorang guru yang pesimis dan apatis.

Kamis, 13 Maret 2014

Ragam Bahasa Indonesia

RAGAM BAHASA INDONESIA

Bahasa Indonesia sebagai alat komunikasi dipakai dalam berbagai keperluan tentu tidak seragam, tetapi akan berbeda-beda disesuaikan dengan situasi dan kondisi. Keanekaragaman penggunaan bahasa Indonesia itulah yang dinamakan ragam bahasa.

Ragam bahasa berdasarkan media atau sarana ada 2, yaitu :

1. Ragam Bahasa Lisan
Ragam bahasa lisan adalah bahan yang dihasilkan alat ucap dengan fonem
sebagai unsur dasar. Dalam ragam lisan kita berurusan dengan tata bahasa, kosakata
dan lafal. Dalam ragam bahasa lisan ini, pembicara dapat memanfaatkan tinggi rendah
suara atau tekanan, air muka, gerak tangan atau isyarat untuk mengungkapkan ide.

Ciri-ciri ragam bahasa lisan :
a. Memerlukan kehadiran orang lain
b. Unsur gramatikal tidak dinyatakan secara lengkap
c. Terikat ruang dan waktu
d. Dipengaruhi oleh tinggi rendahnya suara

Kelebihan ragam bahasa lisan :
a. Dapat disesuaikan dengan situasi
b. Faktor efisiensi
c. Faktor kejelasan karena pembicara menambahkan unsure lain berupa tekan dan gerak anggota badan           agar pendengar mengerti apa yang dikatakan seperti situasi,mimik dan gerak-gerak pembicara.
d. Faktor kecepatan, pembicara segera melihat reaksi pendengar terhadap apa yang dibicarakannya.
e. Lebih bebas bentuknya karena faktor situasi yang memperjelas pengertian bahasa yang dituturkan oleh           penutur.
f. Penggunaan bahasa lisan bisa berdasarkan pengetahuan dan penafsiran dari informasi audit, visual dan          kognitif.

Kelemahan ragam bahasa lisan :
a. Bahasa lisan berisi beberapa kalimat yang tidak lengkap, bahkan terdapat frase-
    frase sederhana.
b. Penutur sering mengulangi beberapa kalimat.
c. Tidak semua orang bisa melakukan bahasa lisan.
d. Aturan-aturan bahasa yang dilakukan tidak formal.

2. Ragam Bahasa TulisRagam bahasa tulis adalah bahasa yang dihasilkan dengan memanfaatkan tulisan
dengan huruf sebagai unsur dasarnya. Dalam ragam tulis, kita berurusan dengan
tata cara penulisan dan kosakata. Dengan kata lain dengan ragam bahasa tulis, kita
tuntut adanya kelengkapan unsur kata seperti bentuk kata ataupun susunan kalimat,
ketepatan pilihan kata, kebenaran penggunaan ejaan dan penggunaan tanda baca
  dalam mengungkapkan ide.

Ciri-ciri ragam bahasa tulis :
a. Tidak memerlukan kehaduran orang lain
b. Unsur gramatikal dinyatakan secara lengkap.
c. Tidak terikat ruang dan waktu
d. Dipengaruhi oleh tanda baca atau ejaan.

Kelebihan ragam bahasa tulis :
a. Informasi yang disajikan bisa dipilih untuk dikemas sebagai media atau materi yang menarik dan                     menyenangkan.
b. Umumnya memiliki kedekatan budaya dengan kehidupan masyarakat.
c. Sebagai sarana memperkaya kosakata.
d. Dapat digunakan untuk menyampaikan maksud, membeberkan informasi atau mengungkap unsur-unsur         emosi sehingga mampu mencanggihkan wawasan pembaca.

Kelemahan ragam bahasa tulis :
a. Alat atau sarana yang memperjelas pengertian seperti bahasa lisan itu tidak ada akibatnya bahasa tulisan         harus disusun lebih sempurna.
b. Tidak mampu menyajikan berita secara lugas, jernih dan jujur, jika harus
    mengikuti kaidah-kaidah bahasa yang dianggap cenderung miskin daya pikat dan nilai jual.
c. Yang tidak ada dalam bahasa tulisan tidak dapat diperjelas/ditolong, oleh karena itu dalam bahasa tulisan       diperlukan keseksamaan yang lebih besar.

Ragam bahasa fungsionalm adalah ragam bahasa yang dikaitkan dengan profesi, lembaga, lingkungan kerja atau kegiatan tertentu lainnya. Ragam fungsional juga dikaitkan dengan keresmian keadaan penggunaannya.

Ada 3 ragam bahasa fungsional, yaitu :
1. Ragam Bahasa Bisnis
Ragam bahas bisnis adalah ragam bahasa yang digunakan dalam berbisnis, yang biasa digunakan oleh para pebisnis dalam menjalankan bisnisnya.

Ciri-ciri ragam bahasa bisnis :
a. Menggunakan bahasa yang komunikatif
b. Bahasanya cenderung resmi
c. Terikat ruang dan waktu
d. Membutuhkan adanyaorang lain

2. Ragam Bahasa Hukum
Ragam bahasa hukum adalah bahasa Indonesia yang corak penggunaan bahasanya khas dalam dunia hokum, mengingat fungsinya mempunyai karakteristik tersendiri, oleh karena itu bahasa hokum Indonesia haruslah memenuhi syarat-syarat dan kaidah-kaidah bahasa Indonesia.

Ciri-ciri ragam bahasa hukum :
a. Mempunyai gaya bahasa yang khusus
b. Lugas dan eksak karena menghindari kesamaran dan ketaksaan
c. Objektif dan menekan prasangka pribadi
d. Memberikan definisi yang cermat tentang nama, sifat dan kategori yang diselidiki untuk menghindari               kesimpangsiuran
e. Tidak beremosi dan menjauhi tafsiran bersensasi

3. Ragam Bahasa Sastra
Ragam bahasa sastra adalah ragam bahasa yang banyak menggunakan kalimat tidak efektif. Penggambaran yang sejelas-jelasnya melalui rangkaian kata bermakna konotasi sering dipakai dalam ragam bahasa sastra.
Ciri-ciri ragam bahasa sastra :
a. Menggunakan kalimat yang tidak efektif
b. Menggunakan kata-kata yang tidak baku
c. Adanya rangkaian kata yang bermakna konotasi

Pengertian Bahasa Indonesia yang Baik dan Benar
Bahasa Indonesia yang baik dan benar adalah Bahasa Indonesia yang
digunakan sesuai dengan situasi pembicaraan (yakni, sesuai dengan lawan bicara,
tempat pembicaraan, dan ragam pembicaraan) dan sesuai dengan kaidah yang berlaku
dalam Bahasa Indonesia (seperti: sesuai dengan kaidah ejaan, pungtuasi, istilah, dan tata bahasa).

Menurut Anton M. Moeliono (dalam Majalah Pembinaan Bahasa Indonesia,1980), berbahasa Indonesia dengan baik dan benar dapat diartikan pemakaian ragam bahasa yang serasi dengan sasarannya dan yang disamping itu mengikuti kaidah bahasa yang betul. Ungkapan bahasa Indonesia yang baik dan benar, sebaliknya, mengacu ke ragam bahasa yang sekaligus memenuhi persyaratan kebaikan dan kebenaran.

Ada lima laras bahasa yang dapat digunakan sesuai situasi. Berturut-turut sesuai derajat keformalannya, ragam tersebut dibagi sebagai berikut.

1. Ragam beku (frozen); digunakan pada situasi hikmat dan sangat sedikit memungkinkan keleluasaan seperti pada kitab suci, putusan pengadilan, dan upacara pernikahan.
2. Ragam resmi (formal); digunakan dalam komunikasi resmi seperti pada pidato, rapat resmi, dan jurnal ilmiah.
3. Ragam konsultatif (consultative); digunakan dalam pembicaraan yang terpusat pada transaksi atau pertukaran informasi seperti dalam percakapan di sekolah dan dipasar.
4. Ragam santai (casual); digunakan dalam suasana tidak resmi dan dapat digunakan oleh orang yang belum tentu saling kenal dengan akrab.
5. Ragam akrab (intimate). digunakan di antara orang yang memiliki hubungan yang sangat akrab dan intim.

Contoh Bahasa Indonesia yang Baik dan Benar :
Misalkan dalam pertanyaan sehari-hari dengan menggunakan bahasa yang baku

Contoh :
* Ketika dalam dialog antara seorang Guru dengan seorang murid
Pak guru : Rino apakah kamu sudah mengerjakan PR?
Rino : sudah saya kerjakan pak.
Pak guru : baiklah kalau begitu, segera dikumpulkan.
Rino : Terima kasih Pak , akan segera saya kumpulkan.

Bahasa yang baik dan benar itu memiliki empat fungsi :
(1) fungsi pemersatu kebhinnekaan rumpun dalam bahasa dengan mengatasi batas-
batas kedaerahan;
(2) fungsi penanda kepribadian yang menyatakan identitas bangsa dalam pergaulan
dengan bangsa lain;
(3) fungsi pembawa kewibawaan karena berpendidikan dan yang terpelajar; dan
(4) fungsi sebagai kerangka acuan tentang tepat tidaknya dan betul tidaknya pemakaian bahasa.

Keempat fungsi bahasa yang baik dan benar itu bertalian erat dengan tiga macam batin
penutur bahasa sebagai berikut :

(1) fungsinya sebagai pemersatu dan sebagai penanda kepribadian bangsa membangkitkan kesetiaan orang terhadap bahasa itu;
(2) fungsinya pembawa kewibawaan berkaitan dengan sikap kebangsaan orang karena mampu beragam bahasa itu; dan
(3) fungsi sebagai kerangka acuan berhubungan dengan kesadaran orang akan adanya aturan yang baku layak diatuhi agar ia jangan terkena sanksi sosial.

Berdasarkan paparan di atas maka dapat disimpulkan, berbahasa Indonesia dengan baik dan benar adalah menggunakan bahasa Indonesia yang memenuhi norma baik dan benar bahasa Indonesia. Norma yang dimaksud adalah “ketentuan” bahasa Indonesia, misalnya tata bahasa, ejaan, kalimat, dsb.

ARTIKEL :

Pentingnya Berbahasa yang baik dan benar dalam dunia sistem informasi (ragam bahasa) Bahasa merupakan sebuah alat yang digunakan untuk berkomunikasi dari komunikator kepada komunikan dengan tujuan menyampaikan sebuah informasi.Bahasa berwujud ucapan yang digunakan seseorang untuk berkomunikasi dengan orang lain. Selain itu, Bahasa juga merupakan alat komunikasi yang dipakai dalam berbagai keperluan tertentu yang tidak seragam, tetapi akan berbeda-beda disesuaikan dengan situasi dan kondisi. Penggunaan bahasa itu sendiri berbeda pada setiap masyarakat dan memiliki aturan yang berbeda pula pada masing-masing pemakaian bahasanya. Dalam bahasa terdapat keanearagaman bahasa yang disebut ragam. Menurut 
Dendy Sugono (1999 : 9), bahwa sehubungan dengan pemakaian bahasa Indonesia, timbul dua masalah pokok, yaitu masalah penggunaan bahasa baku dan tak baku. Dalam situasi remi, seperti di sekolah, di kantor, atau di dalam pertemuan resmi digunakan bahasa baku. Sebaliknya dalam situasi tak resmi, seperti di rumah, di taman, di pasar, kita tidak dituntut menggunakan bahasa baku. Keanekaragaman pemakaian
bahasa inilah yang perlu diperhatikan untuk berkomunikasi dengan orang lain. Karena apabila kita memahami keanekaragaman bahasa, kita dapat menyesuaikan bagaimana cara berkomunikasi yang baik dengan orang lain diwaktu, tempat, dan acara tertentu.

Contohnya : Pada saat acara formal, penggunaan kata “aku”dan “kamu” kurang tepat
untuk acara formal karena biasanya penggunaan kata seperti ini lebih cocok untuk berkomunikasi dengan teman atau kerabat dan bersifat lebih akrab dan privasi. Namun, kita bisa mengganti kata tersebut dengan menggunakan kata yag lebih sopan yakni kata “saya” dan “anda”.Dalam lingkungan yang lebih kecil lagi, yaitu di dalam dunia perkuliahan, khususnya pada bidang Sistem Informasi, penggunaan Bahasa Indonesia yang baik dan benar sangatlah diperlukan. Dalam Sistem Informasi itu sendiri terdapat beberapa aspek yang membutuhkan tata bahasa yang benar. 

Seperti halnya pada pemrograman dibutuhkan struktur bahasa yang benar sehingga dapat mempermudah dalam penerapannya. Dan dalam bidang sistem informasi juga terdapat banyak pembahasan mengenai informasi-informasi dan tekhnik pengolahannya. Tentunya akan sangat
dibutuhkan olah bahasa yang baik pula untuk penyampaian sistem itu sendiri. Karena jika terjadi kesalahan bahasa dalam penyampaian informasi, hal ini akan memberi dampak buruk bagi semua penerimanya, maka dari itu penggunaan tata bahasa itu sendiri haruslah sangat diperhatikan.Jadi, kaitannya penggunaan bahasa yang baik dan benar didalam Sistem Informasi adalah apabila kita menggunakan bahasa yang baik dan benar dalam sistem informasi, hal ini akan memudahkan pengolahan informasi untuk dapat diterima oleh system itu sendiri dan orang lain dan untuk mencegah terjadinya kesalahan dalam menerima sebuah informasi. Karena sistem informasi membutuhkan tata bahasa yang baik untuk penerapannya dalam penyampaian informasi. Jika terjadi kesalahan dalam struktur bahasa, penyampaian informasi ini tidak akan tersampaikan dengan baik.

Kesimpulan : Penggunaan bahasa yang baik dan benar sangatlah penting dalam bidang apapun, karena untuk mengindari terjadinya kesalahpahaman dalam menerima sebuah informasi atau pesan. Jika terdapat kesalahan dalam penggunaannya, hal ini akan menimbulkan informasi yang disampaikan tidak dapat diterima dengan baik oleh penerima pesan. Begitupula dengan system informasi, apabila kita menggunakan struktur tata bahasa yang kurang baik, hal ini sangat menyulitkan untuk memproses maksud dari informasi tersebut. Sehingga informasi yang dibuat tidak tersampaikan dengan baik. Oleh karena itu, penggunaan bahasa Indonesia yang baik dan benar sangatlah diperlukan untuk menghindari terjadinya kesalahpahaman dalam
penangkapan informasi. Dan informasi dapat diterima dengan baik oleh penerima pesan.


Ragam bahasa
Yang dimaksud dengan ragam atau variasi bahasa adalah bentuk atau wujud bahasa yang ditandai oleh ciri-ciri linguistik tertentu, seperti fonologi, morfologi, dan sintaksis. Di samping ditandai oleh cirri-ciri linguistik, timbulnya ragam bahasa juga ditandai oleh cirri-ciri nonlinguistic, misalnya, lokasi atau tempat penggunaannya, lingkungan sosial pemakaiannya, dan lingkungan keprofesian pemakai bahasa yang bersangkutan.

Berdasarkan pokok pembicaraan, ragam bahasa dibedakan antara lain atas:
§ Ragam bahasa undang-undang
§ Ragam bahasa jurnalistik
§ Ragam bahasa ilmiah
§ Ragam bahasa sastra
Berdasarkan media pembicaraan, ragam bahasa dibedakan atas:
1. Ragam Lisan
Ragam bahasa lisan adalah bahan yang dihasilkan alat ucap (organ of speech) dengan fonem sebagai unsur dasar. Dalam ragam lisan, kita berurusan dengan tata bahasa, kosakata, dan lafal. Dalam ragam bahasa lisan ini, pembicara dapat memanfaatkan tinggi rendah suara atau tekanan, air muka, gerak tangan atau isyarat untuk mengungkapkan ide. Contoh ragam lisan antara lain meliputi:
§ Ragam bahasa cakapan
§ Ragam bahasa pidato
§ Ragam bahasa kuliah
§ Ragam bahasa panggung
Ciri-ciri ragam bahasa lisan :
a. Memerlukan kehadiran orang lain
b. Unsur gramatikal tidak dinyatakan secara lengkap
c. Terikat ruang dan waktu
d. Dipengaruhi oleh tinggi rendahnya suara
Kelebihan ragam bahasa lisan :
a. Dapat disesuaikan dengan situasi.
b. Faktor efisiensi.
c. Faktor kejelasan karena pembicara menambahkan unsure lain berupa tekan dan gerak anggota badan agah pendengar mengerti apa yang dikatakan seperti situasi, mimik dan gerak-gerak pembicara.
d. Faktor kecepatan, pembicara segera melihat reaksi pendengar terhadap apa yang dibicarakannya.
e. Lebih bebas bentuknya karena faktor situasi yang memperjelas pengertian bahasa yang dituturkan oleh penutur.
f. Penggunaan bahasa lisan bisa berdasarkan pengetahuan dan penafsiran dari informasi audit, visual dan kognitif.
Kelemahan ragam bahasa lisan :
a. Bahasa lisan berisi beberapa kalimat yang tidak lengkap, bahkan terdapat frase-frase sederhana.
b. Penutur sering mengulangi beberapa kalimat.
c. Tidak semua orang bisa melakukan bahasa lisan.
d. Aturan-aturan bahasa yang dilakukan tidak formal.
2. Ragam Tulis
Ragam bahasa tulis adalah bahasa yang dihasilkan dengan memanfaatkan tulisan dengan huruf sebagai unsur dasarnya. Dalam ragam tulis, kita berurusan dengan tata cara penulisan (ejaan) di samping aspek tata bahasa dan kosa kata. Dengan kata lain dalam ragam bahasa tulis, kita dituntut adanya kelengkapan unsur tata bahasa seperti bentuk kata ataupun susunan kalimat, ketepatan pilihan kata, kebenaran penggunaan ejaan, dan penggunaan tanda baca dalam mengungkapkan ide. Contoh ragam lisan antara lain meliputi:
§ Ragam bahasa teknis
§ Ragam bahasa undang-undang
§ Ragam bahasa catatan
§ Ragam bahasa surat
Ciri-ciri ragam bahasa tulis :
a. Tidak memerlukan kehaduran orang lain.
b. Unsur gramatikal dinyatakan secara lengkap.
c. Tidak terikat ruang dan waktu
d. Dipengaruhi oleh tanda baca atau ejaan.
Kelebihan ragam bahasa tulis :
a. Informasi yang disajikan bisa dipilih untuk dikemas sebagai media atau materi yang menarik dan menyenangkan.
b. Umumnya memiliki kedekatan budaya dengan kehidupan masyarakat.
c. Sebagai sarana memperkaya kosakata.
d. Dapat digunakan untuk menyampaikan maksud, membeberkan informasi atau mengungkap unsur-unsur emosi sehingga mampu mencanggihkan wawasan pembaca.
Kelemahan ragam bahasa tulis :
a. Alat atau sarana yang memperjelas pengertian seperti bahasa lisan itu tidak ada akibatnya bahasa tulisan harus disusun lebih sempurna.
b. Tidak mampu menyajikan berita secara lugas, jernih dan jujur, jika harus mengikuti kaidah-kaidah bahasa yang dianggap cenderung miskin daya pikat dan nilai jual.
c. Yang tidak ada dalam bahasa tulisan tidak dapat diperjelas/ditolong, oleh karena itu dalam bahasa tulisan diperlukan keseksamaan yang lebih besar.
Ragam bahasa menurut hubungan antarpembiacra dibedakan menurut akrab tidaknya pembicara
§ Ragam bahasa resmi
§ Ragam bahasa akrab
§ Ragam bahasa agak resmi
§ Ragam bahasa santai
§ dan sebagainya
Ragam Bahasa Berdasarkan Penutur1. Ragam bahasa berdasarkan daerah disebut ragam daerah (logat/dialek).
Luasnya pemakaian bahasa dapat menimbulkan perbedaan pemakaian bahasa. Bahasa Indonesia yang digunakan oleh orang yang tinggal di Jakarta berbeda dengan bahasa Indonesia yang digunakan di Jawa Tengah, Bali, Jayapura, dan Tapanuli. Masing-masing memilikiciri khas yang berbeda-beda. Misalnya logat bahasa Indonesia orang Jawa Tengah tampak padapelafalan/b/pada posisiawal saat melafalkan nama-nama kota seperti Bogor, Bandung, Banyuwangi, dll. Logat bahasa Indonesia orang Bali tampak pada pelafalan /t/ seperti pada kata ithu, kitha, canthik, dll.
2. Ragam bahasa berdasarkan pendidikan penutur.
Bahasa Indonesia yang digunakan oleh kelompok penutur yang berpendidikan berbeda dengan yang tidak berpendidikan, terutama dalam pelafalan kata yang berasal dari bahasa asing, misalnya fitnah, kompleks,vitamin, video, film, fakultas. Penutur yang tidak berpendidikan mungkin akan mengucapkan pitnah, komplek, pitamin, pideo, pilm, pakultas. Perbedaan ini juga terjadi dalam bidang tata bahasa, misalnya mbawa seharusnya membawa, nyari seharusnya mencari. Selain itu bentuk kata dalam kalimat pun sering menanggalkan awalan yang seharusnya dipakai.
contoh:
1) Ira mau nulis surat à Ira mau menulis surat
2) Saya akan ceritakan tentang Kancil à Saya akan menceritakan tentang Kancil.
3. Ragam bahasa berdasarkan sikap penutur. Ragam bahasa dipengaruhi juga oleh setiap penutur terhadap kawan bicara (jika lisan) atau sikap penulis terhadap pembawa (jika dituliskan) sikap itu antara lain resmi, akrab, dan santai. Kedudukan kawan bicara atau pembaca terhadap penutur atau penulis juga mempengaruhi sikap tersebut. Misalnya, kita dapat mengamati bahasa seorang bawahan atau petugas ketika melapor kepada atasannya. Jika terdapat jarak antara penutur dan kawan bicara atau penulis dan pembaca, akan digunakan ragam bahasa resmi atau bahasa baku. Makin formal jarak penutur dan kawan bicara akan makin resmi dan makin tinggi tingkat kebakuan bahasa yang digunakan. Sebaliknya, makin rendah tingkat keformalannya, makin rendah pula tingkat kebakuan bahasa yang digunakan.


sumber : 
  • http://candrarosdianto.blogspot.com/2013/10/ragam-bahasa-indonesia_7424.html
  • http://tisnajelek.blogspot.com/2013/10/pentingnya-berbahasa-yang-baik-dan.html
  • http://rifqybawazier.blogspot.com/2013/10/ragam-bahasa-dan-pentingnya-
  • menggunakan.html
  • http://id.wikipedia.org/wiki/Ragam_bahasa

Senin, 18 November 2013

Analisa Ragam Budaya

Berbahasa Dalam Dunia Sistem Informasi
Ragam bahasa adalah varian dari sebuah bahasa menurut pemakaian. Berbeda dengan dialek yaitu varian dari sebuah bahasa menurut pemakai. Variasi tersebut bisa berbentuk dialek, aksen, laras, gaya, atau berbagai variasi sosiolinguistik lain, termasuk variasi bahasa baku itu sendiri. Variasi di tingkat leksikon, seperti slangdan argot, sering dianggap terkait dengan gaya atau tingkat formalitas tertentu, meskipun penggunaannya kadang juga dianggap sebagai suatu variasi atau ragam tersendiri .
Berdasarkan pokok pembicaraan, ragam bahasa dibedakan antara lain atas:
Ragam bahasa undang-undang
Ragam bahasa jurnalistik
Ragam bahasa ilmiah
Ragam bahasa sastra
Berdasarkan media pembicaraan, ragam bahasa dibedakan atas:
Ragam lisan yang antara lain meliputi:
Ragam bahasa cakapan
Ragam bahasa pidato
Ragam bahasa kuliah
Ragam bahasa panggung
Ragam tulis yang antara lain meliputi:
Ragam bahasa teknis
Ragam bahasa undang-undang
Ragam bahasa catatan
Ragam bahasa surat
Ragam bahasa menurut hubungan antarpembiacra dibedakan menurut akrab tidaknya pembicara
Ragam bahasa resmi
Ragam bahasa akrab
Ragam bahasa agak resmi
Ragam bahasa santai
dan sebagainya
Dari penjelasan diatas dapat disimpulkan bahwa dalam Dunia Sistem Informasi harus menggunakan bahasa yang baik dan benar. Tujuannya agar yang membaca informasi tersebut dapat mengerti apa yang ingin disampaikan oleh pemberi informasi dan yang paling penting dalam memberikan sebuah informasi haruslah menggunakan bahasa yang tidak kasar, bahasa yang dapat dibaca oleh semua umur. Di Indonesia sendiri terdapat Ejaan Yang Disempurnakan, pemberi informasi haruslah mematuhi ejaan-ejaan tersebut.
Dalam memberikan sebuah analisa seorang system pakar haruslah menggunakan bahasa yang baik dan benar tujuannya sama agar semua yang membacanya dapat memahami analisa tersebut. Jadi bebahasa yang baik dan benar masih sangat diperlukan di zaman yang modern ini dimana banyak bahasa-bahasa gaul beredar. Ingat lebih baik menjaga budaya sendiri dari pada mengikuti budaya asing

  1. Ragam lisan yang antara lain meliputi:
          Ragam bahasa cakapan
          Ragam bahasa pidato
          Ragam bahasa kuliah
          Ragam bahasa panggung

    2.   Ragam bahasa tulis adalah bahasa yang dihasilkan dengan memanfaatkan tulisan dengan huruf sebagai           unsur dasarnya. Dalam ragam tulis, kita berurusan dengan tata cara penulisan (ejaan) di samping                   aspek tata bahasa dan kosa kata. Dengan kata lain dalam ragam bahasa tulis, kita dituntut adanya                 kelengkapan unsur tata bahasa seperti bentuk kata ataupun susunan kalimat, ketepatan pilihan kata,               kebenaran penggunaan ejaan, dan penggunaan tanda baca dalam mengungkapkan ide.
          Ragam tulis yang antara lain meliputi:
          Ragam bahasa teknis
          Ragam bahasa undang-undang
          Ragam bahasa catatan
          Ragam bahasa surat

    3.   Ragam Sosial dan Ragam Fungsional
          Ragam Sosial yaitu ragam bahasa yang sebagai norma dan kaidahnya didasarkan atas kesepakatan               bersama dalam lingkungan sosial yang lebih kecil masyarakatnya.
          Ragam fungsional kadang-kadang disebut ragam profesional adalah ragam bahasa yang dikaitkan                 dengan profesi lembaga
          lingkungan kerja atau kegiatan tertentu lainnya.
          - ragam keilmuan/teknologi
          - ragam kedokteran
          - ragam keagamaan

    4.  Ragam Bahasa Indonesia yang Baik dan Benar
          Pengertian benar pada suatu kata atau kaiimat adalah pandangan yang diarahkan dari segi kaidah                   bahasa. Sebuah kaiimat atau sebuah pembentukan kata dianggap benar apabila bentuk itu rnematuhi             kaidah yang berlaku.
          - kuda makan rumput (SPOK)
          - rumput makan kuda
          Sebuah bentuk kata dikatakan benar kalau memperlihatkan proses pembentukan yang benar menurut           kaidah yang berlaku,
          Kata aktifitas tidak benar penulisannya karena pemunculan kata itu tidak mengikuti kaidah                             penyerapan. Misalnya: persura tkabaran, pertanggung jawaban.

contoh
Apa yang menonjol antara ragam lisan dan ragam tulis suatu bahasa?
Bagaimana pendapat anda tentang bahasa baku dan tidak baku?

Perhatikan kalimat dibawah ini cendekia atau tidak cendekiakah!
a. Sebelum bertindak pemimpin bank yang terkenal mencoba melakukan pendekatan kekeluargaan.
b. la menerima uang dari kami sebanyak Rp 25.000,00

dalam memilih kata yang setepat-tepatnya dalam menyatakan suatu maksud kita tidak dapat lari dari kamus. Kamus merupakan suatu ketepatan kepada kita tentang pemakaian kata-kata dalam hal ini maka tepatlah yang diperlukan.

Makna Denotatif
Makna dalam alam wajar secara eksplisit. Makna wajar ini adalah makna yang sesual dengan apa adanya. Makna denotatif disebut makna konseptual. Makna denotatif adalah makna yang umum.

Makna Konotatif
Makna konotatif adalah makna asosiatif, makna yang timbul sebagai akibat dari sikap sosial, sikap pribadi, dan kriteria  tambahan yang dikenakan pada sebuah makna konseptual. Makna konotatif adalah makna yang dikaitkan dengan suatu kondisi dan situasi tertentu.

Makna Umum & Khusus
Kata yang acuannya lebih luas disebut kata umum, sedangkan kata yang acuannya lebih khusus disebut kata khusus.

Kata Konkret & Abstrak
Kata yang acuannya semakin mudah dicerap pancaindra disebut kata kdnkret. Jika acuan sebuah kata tidak mudah dicerap pancaindra, kata itu disebut kata abstrak.

Pembentukan Kata
Ada dua cara pembentukan kata, yaitu dari dalam dan dari luar bahasa Indonesia. Dari dalam bahasa Indonesia terbentuk kosakata baru dengan dasar kata yang sudah ada, sedangkan dari luar terbentuk kata baru melalui unsur serapan. Kata-kata pungut yang sudah djsesuaikan dengan ejaan bahasa Indonesia disebut bentuk serapan.

sumber :