Jumat, 29 Maret 2013

Perilaku Konsumen

Pendahuluan

Pemahaman akan perilaku konsumen dapat diaplikasikan dalam beberapa hal, yang pertama adalah untuk merancang sebuah strategi pemasaran yang baik, misalnya menentukan kapan saat yang tepat perusahaan memberikan diskon untuk menarik pembeli. Kedua, perilaku konsumen dapat membantu pembuat keputusan membuat kebijakan publik. Misalnya dengan mengetahui bahwa konsumen akan banyak menggunakan transportasi saat lebaran, pembuat keputusan dapat merencanakan harga tiket transportasi di hari raya tersebut. Aplikasi ke tiga adalah dalam hal pemasaran sosial (Social Marketing), yaitu penyebaran ide diantara konsumen. Dengan memahami sikap konsumen dalam menghadapi sesuatu, seseorang dapat menyebarkan ide dengan lebih cepat dan efektif. Dan juga dapat memberikan gambaran kepada para pemasar dalam pembuatan produk, penyesuaian harga produk, mutu produk, kemasan dan sebagainya agar dalam penjualan produknya tidak menimbulkan kekecewaan pada pemasar tersebut.

Pendekatan Perilaku Konsumen

Dalam ilmu ekonomi, perilaku konsumen merupakan hal yang penting untuk dipelajari. Kita bisa melihat ke sekitar kita bahwa begitu banyak konsumen yang sangat loyal terhadap suatu produk, namun ada juga konsumen yang tidak loyal pada merek tertentu. Asal fungsinya sama, mereka akan menggunakannya. Konsumen yang loyal terhadap suatu produk tertentu biasanya ia telah mempunyai persepsi dan ekspektasi terhadap produk tersebut. Menurut Vincent Gasperz, ada beberapa faktor yang mempengaruhi persepsi dan ekspektasi konsumen, yaitu :
  • Kebutuhan dan keinginan konsumen terhadap suatu produk berbanding lurus dengan persepsi dan ekspektasinya.
  • Pengalaman masa lalu terhadap produk yang sama atau produk lain yang berfungsi sama.
  • Pengalaman dari teman yang pernah mengkonsumsi suatu produk sebelum anda.
  • Komunikasi iklan dan pemasaran yang dibuat oleh produsen untuk merubah persepsi dan ekspektasi anda.
  • Konsumen biasanya menginginkan produk yang memiliki karakteristik lebih murah, lebih cepat, dan lebih baik.
  • Lebih murah dalam artian bahwa konsumen akan lebih tertarik karena faktor harga yang merupakan pertimbangan paling penting dalam melakukan pembelian.
  • Lebih cepat berarti bahwa konsumen menginginkan produk yang mudah didapat serta ada di mana saja.
  • Lebih baik yang berarti konsumen mempertimbangkan juga aspek kualitas yang dimiliki oleh suatu produk.
Pengeluaran konsumen untuk proses konsumsi suatu produk dipengaruhi oleh faktor-faktor sebagai berikut :
  • Selera atau keinginan konsumen terhadap suatu produk.
  • Tingkat pendapatan yang diterima oleh konsumen.
  • Kebiasaan dan gaya hidup konsumen itu sendiri.
  • Lingkungan tempat tinggal dimana konsumen itu berada.
  • Proses distribusi suatu produk kepada konsumen.
Pendekatan perilaku konsumen terdiri dari 2 bagian yaitu :
  • Pendekatan Kardinal, yaitu Pendekatan nilai guna (Utility) Kardinal atau sering disebut dengan teori nilai subyektif. Dianggap manfaat atau kenikmatan yang diperoleh seorang konsumen dapat dinyatakan secara kuantitif / dapat diukur, dimana keseimbangan konsumen dalam memaksimumkan kepuasan atas konsumsi berbagai macam barang, dilihat dari seberapa besar uang yang dikeluarkan untuk membeli unit tambahan dari berbagai jenis barang akan memberikan nilai guna marginal yang sama besarnya. Oleh karena itu keseimbangan konsumen dapat dicari dengan pendekatan kuantitatif. Para ahli ekonomi mempercayai bahwa utility merupakan ukuran kebahagian. Utility dianggap bahwa ukuraan kemampauan barang / jasa untuk memuaskan kabutuhan. Besar kecilnya utility yang dicapai konsumen tergantung dari jenis barang atau jasa dan jumlah barang atau jasa yang dikonsumsi. Sehingga dapat ditunjukan oleh fungsi sebagai berikut : 
U = f ( X1, X2, X3………, Xn )
U : besar kecilnya kepuasan:
X : jenis dan jumlah barang yang dikonsumsi.
Besar kecilnya kepuasan yang diperoleh konsumen tergantung pada jenis dan jumlah barang atau jasa yang dikonsumsi.
  • Pendekatan Ordinal, yaitu pendekatan nilai guna ordinal atau sering juga disebut analisis Kurva indeference. Manfaat yang diperoleh masyarakat dari mengkonsumsikan barang-barang tidak kuantitif atau tidak dapat diukur. Pendekatan ini muncul karena adanya keterbatasan–keterbatasan yang ada pada pendekatan Kardinal, meskipun bukan berarti pendekatan Kardinal tidak memiliki kelebihan.
Konsep Elastisitas

Elastisitas adalah perbandingan perubahan proporsional dari sebuah variabel dengan perubahan variable lainnya. Definisi lain, elastisitas mengukur seberapa besar kepekaan atau reaksi konsumen terhadap perubahan harga. Konsep elastisitas ini digunakan untuk meramalkan apa yang akan barang atau jasa dinaikkan. Pengetahuan mengenai seberapa dampak perubahan harga terhadap permintaan sangatlah penting. Bagi produsen, pengetahuan ini digunakan sebagai pedoman seberapa besar ia harus mengubah harga produknya. Hal ini sangat berkaitan dengan seberapa besar penerimaan penjualan yang akan ia peroleh. Sebagai contoh, anggaplah biaya produksi sebuah barang meningkat sehingga seorang produsen terpaksa menaikkan harga jual produknya. Menurut hukum permintaan, tindakan menaikkan harga ini jelas akan menurunkan permintaan. Jika permintaan hanya menurun dalam jumlah yang kecil, kenaikan harga akan menutupi biaya produksi sehingga produsen masih mendapatkan keuntungan. Namun, jika peningkatan harga ini ternyata menurunkan permintaan demikian besar, maka bukan keuntungan yang ia peroleh. Hasil penjualannya mungkin saja tidak dapat menutupi biaya produksinya, sehingga ia menderita kerugian. Jelas di sini bahwa produsen harus mempertimbangkan tingkat elastisitas barang produksinya sebelum membuat suatu keputusan. Ia harus memperkirakan seberapa besar kepekaan konsumen atau seberapa besar konsumen akan bereaksi jika ia mengubah harga sebesar sepuluh persen, dua puluh persen, dan seterusnya. Besar kecilnya kepekaan tersebut dapat dilihat dari besarnya angka koefisien elastisitas atau indeks elastisitas.

  • Elastisitas Harga, derajat kepekaan atau respon jumlah permintaan akibat perubahan harga barang tersebut atau dengan kata lain merupakan perbadingan daripada persentasi perubahan jumlah barang yang diminta dengan prosentase perubahan pada harga di pasar, sesuai dengan hukum permintaan, dimana jika harga naik, maka kuantitas barang turun Dan sebaliknya. Sedangkan tanda elastisitas selalu negatif, karena sifat hubungan yang berlawanan tadi, maka disepakati bahwa elastisitas harga ini benar indeksnya/koefisiennya dapat kurang dari, sama dengan lebih besar dari satu dan merupakan angka mutlak (Absolute), sehingga permintaannya dapat dikatakan :
  1. Tidak elastisitas (In Elastic).
  2. Unitari (Unity).
  3. Elastis (Elastic).
  • Elastisitas Silang, permintaan konsumen terhadap suatu barang tidak hanya tergantung pada harga barang tersebut. Tetapi juga pada preferensi konsumen, harga barang subsitusi dan komplementer dan juga pendapatan. Para ahli ekonomi mencoba mengukur respon atau reaksi permintaan terhadap harga yang berhubungan dengan barang tersebut, disebut dengan elastisitas silang (Cross Price Elasticity of Demand). Perubahan harga suatu barang akan mengakibatkan pergeseran permintaan kepada produk lain, maka elastisitas silang (Exy) adalah merupakan persentase perubahan permintaan dari barang X dibagi dengan persentase perubahan harga dari barang Y. Apabila hubungan kedua barang tersebut (X dan Y) bersifat komplementer (pelengkap) terhadap barang lain itu, maka tanda elastisitas silangnya adalah negatif, misalnya kenaikan harga tinta akan mengakibatkan penurunan permintaan terhadap pena. Apabila barang lain tersebut bersifat substitusi (pengganti) maka tanda elastisitas silangnya adalah positif, misalnya kenaikan harga daging ayam akan mengakibatkan kenaikan jumlah permintaan terhadap daging sapi dan sebaliknya.
  • Elastisitas Pendapatan, suatu perubahan (peningkatan/penurunan) daripada pendapatan konsumer akan berpengaruh terhadap permintaan berbagai barang, besarnya pengaruh perubahan tersebut diukur dengan apa yang disebut elastisitas pendapatan. Apabila yang terjadi adalah kenaikan pendapatan yang berakibatkan naiknya jumlah barang yang diminta, maka tanda elastisitas tersebut adalah positif dan barang yang diminta sebut barang normal atau superior. Bila kenaikan dalam pendapatan tersebut berakibat berkurangnya jumlah suatu barang yang diminta, maka tanda elastisitas terhadap barang tersebut adalah negatif dan barang ini disebut dengan barang inferior atau giffen.

Rabu, 20 Maret 2013

Penentuan Harga Permintaan dan Penawaran


I.                PENGERTIAN PERMINTAAN DAN PENAWARAN

          A. PENGERTIAN PERMINTAAN
           Permintaan adalah sejumlah barang yang akan dibeli atau yang diminta pada tingkat harga   
tertentu  dalam waktu tertentu. Masyarakat selaku konsumen harus membeli barang atau jasa 
keperluannya dipasar. Keadaan ini mengandaikan bahwa barang atau jasa itu memiliki tingkat harga 
tertentu.Adanya berbagai macam harga di pasar selanjutnya mengandaikan adanya kondisi yang 
mempengaruhi. Adapun unsur-unsur yang terdapat pada permintaan yakni barang dan jasa, harga 
dan kondisi yang mempengaruhi. Jadi permintaan adalah jumlah barang atau jasa yang dibeli dalam 
berbagai situasi dan tingkat harga.

1.      Kurva permintaan
Permintaan ditempatkan sebagai fungsi yang dipengaruhi oleh beberapa factor. Factor yang dimaksud adalah harga, barang atau jasa, selera, dan pendapatan. Keterkaitan antara permintaan dan faktor-faktor tersebut menghasilkan rumus sebagai berikut :
X=f(Hb1, Hb2, S, P)
Dimana:
H=harga
B=barang atau jasa
S=selera
P=pendapatan

B.PENGERTIAN PENAWARAN
       Penawaran adalah sejumlah barang yang ditawarkan pada tingkat harga tertentu dan waktu tertentu. Dalam rangka menjawab kebutuhan konsumen, pihak produsen menyediakan berbagai barang dan jasa. Barang dan jasa hasil produksi ini kemudian dijual kepada konsumen di pasar menurut tingkat harga tertentu. Permintaan bersangkut paut dengan pembelian dan pemakaian, sedangkan penawaran bersangkut paut dengan penyediaan dan penjualan.

2.      Kurva  penawaran
      Penjual biasanya ingin menjual barang atau jasa yang di produksinya dengan harga tinggi, walaupun resikonya adalah barang yang terjual akan relative sedikit. Untuk menjual pada tingkat harga yang diinginkan, seorang penjual harus mempunyai pengamatan yang cermat terhadap perilaku pasar.
II.            HUKUM PERMINTAAN DAN PENAWARAN

           Hukum ekonomi berlaku ceteris paribus (diluar objek yang diselidiki, keadaanya tetap tidak 
berubah). Jika harga semakin murah maka permintaan atau pembeli akan semakin banyak dan 
sebaliknya. Jika harga semakin rendah atau murah maka penawaran akan semakin sedikit dan 
sebaliknya.Semua terjadi karena semua ingin mencari kepuasan (keuntungan) sebesar-besarnya dari 
harga yang ada, apabila harga terlalu tinggi maka pembeli mungkin akan membeli sedikit karena uang 
yang dimiliki terbatas, namun bagi penjual dengan tingginya harga ia akan mencoba memprbanyak 
barang yang di jual atau diproduksi agar keuntungan yang didapat semakin besar. Harga yang tinggi 
juga bisa menyebabkan konsumen atau pembeli akan mencari produk lain sebagai pengganti barang 
yang harganya mahal

     A. HUKUM PERMINTAAN
            Hukum permintaan adalah hukum yang menjelaskan tentang adanya hubungan yang bersifat 
negatif antara tingkat harga dengan jumlah barang yang diminta. Apabila harga naik jumlah barang 
yang diminta sedikit dan apabila harga rendah jumlah barang yang diminta meningkat. Dengan 
demikian hukum permintaan berbunyi :

“Semakin turun tingkat harga, maka semakin banyak jumlah barang yang tersedia diminta, dan sebaliknya semakin naik tingkat harga semakin sedikit jumlah barang yang bersedia diminta.”
           Pada hukum permintaan berlaku asumsi ceteris paribus, artinya hukum permintaan tersebut berlaku jika keadaan atau faktor-faktor selain harga tidak berubah (dianggap tetap).

    B.HUKUM PENAWARAN
            Bahwa semakin tinggi harga, jumlah barang yang ditawarkan semakin banyak. Sebaliknya semakin rendah harga barang, jumlah barang yang ditawarkan semakin sedikit. Inilah yang disebut hukum penawaran. Hukum penawaran menunjukkan keterkaitan antara jumlah barang yang ditawarkan dengan tingkat harga. Dengan demikia bunyi hukum penawaran berbunyi :

“Semakin tinggi harga, semakin banyak jumlah barang yang bersedia ditawarkan. Sebaliknya semakin rendah tingkat harga,semakin sedikit jumlah barang yang bersedia ditawarkan.”
            Hukum penawaran akan berlaku apabila faktor-faktor lain yang memengaruhi penawaran tidak berubah (ceteris paribus).

III.        FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PERMINTAAN DAN PENAWARAN

Tingkat permintaan akan dipengaruhi oleh beberapa faktor yang selalu mengikutinya,antara lain adalah : perilaku atau selera konsumen, ketersediaan dan harga barang sejenis penggati dan pelengkap, pendapatan atau penghasilan konsumen, perkiraan harga dimasa depan dan banyaknya atau intensitas kebutuhaan konsumen.
Sedangkan pada tingkat penawaran akan dipengaruhi antara lain oleh : biaya produksi dan teknologi yang digunakan, tujuan dari suatu perusahaan, pajak, ketersediaan barang pengganti atau pelengkap dan prediksi atau paerkiraan harga di masa depan.


IV.        PENENTUAN HARGA KESEIMBANGAN

Harga keseimbangan atau harga ekuilibrium dalam ekonomi adalah merupakan harag yang terbentuk pada titik pertemuan kurva permintaan dan kurva penawaran. Terbentuknya harga dan kuantitas keseimbangan di pasar merupakan hasil kesepakatan antara pembeli(konsumen) dan penjual (produsen) dimana kuantitas yang diminta dan yang ditawarkan sama besarnya. Jika keseimbangan ini telah tercapai, biasanya titik keseimbangan ini akan bertahan lama dan menjadi patokan pihak pembeli dan pihak penjual dalam menentukan harga.

Masalah harga berhubungan dengan barang ekonomis, sebab barang ekonomis adanya langkah dan berguna , serta untuk memperolehnya diperlukan pengorbanan uang dengan bantuan harga. Harga adalah perwujudan nilai tukar atas suatu barang dan jasa yang dinyatakan dengan uang. Oleh karena itu, harga merupakan nilai tukar obyektif  atas barang atau jasa dan nilai tukar obyektif itu sendiri adalah harga pasar atau harga keseimbangan. Harga pasar tidak terbentuk secara otomatis akan tetapi melalui suatu proses mekanisme pasar yakni tarik menarik antara kekuatan pembeli dengan permintaannya dan kekuatan penjual dengan penawarannya.

Berdasarkan pengertian tersebut maka harga keseimbangan dapat diartikan harga yang terbentuk pada titik pertemuan kurva permintaan dan kurva penawaran. Terbentuknya harga dan kuantitas keseimbangan di pasar merupakan hasil kesepakatan antara pembeli (konsumen) dan penjual (produsen) diaman kuantitas yang diminta dan yang ditawarkan sama besarnya. Jika keseimbangan ini telah tercapai, biasanya titik keseimbangan ini akan bertahan lama dan menjadi patokan pihak pembeli dan pihak penjual dalam menentukan harga.
           


Sumber :

Senin, 11 Maret 2013

Ruang Lingkup Ekonomi

Definisi Dan Metologi Ekonomi

Ilmu ekonomi adalah ilmu yang mempelajari perilaku manusia dalam memilih dan menciptakan kemakmuran. Inti masalah ekonomi adalah ketidakseimbangan antara kebutuhan manusia yang tidak terbatas dengan alat pemuas kebutuhan yang jumlahnya terbatas. Permasalahan itu kemudian menyebabkan timbulnya kelangkaan. Kata “ekonomi” sendiri berasal dari kata Yunani (Oikos) yang berarti “Keluarga, Rumah Tangga” dan (Nomos), atau “Peraturan, Aturan , Hukum,” dan secara garis besar diartikan sebagai “Aturan Rumah Tangga” atau “Manajemen Rumah Tangga”. Sementara yang dimaksud dengan ahli ekonomi atau ekonomi adalah orang menggunakan konsep ekonomi dan data dalam bekerja. Berikut ini adalah definisi ekonomi menurut para ahli, antara lain :
  • ADAM SMITH,Ekonomi ialah penyelidikan tentang keadaan dan sebab adanya kekayaan negara
  • MILL J. S, Ekonomi ialah sains praktikal tentang pengeluaran dan penagihan
  • ABRAHAM MASLOW,Ekonomi adalah salah satu bidang pengkajian yang mencoba menyelesaikan masalah keperluan asas kehidupan manusia melalui penggemblengan segala sumber ekonomi yang ada dengan berasaskan prinsip serta teori tertentu dalam suatu sistem ekonomi yang dianggap efektif dan efisien
  • HERMAWAN KARTAJAYA,Ekonomi adalah platform dimana sektor industri melekat diatasnya
  • PAUL A. SAMUELSON, Ekonomi merupakan cara-cara yang dilakukan oleh manusia dan kelompoknya untuk memanfaatkan sumber-sumber yang terbatas untuk memperoleh berbagai komoditi dan mendistribusikannya untuk dikonsumsi oleh masyarakat
Tindakan ekonomi adalah setiap usaha manusia yang dilandasi oleh pilihan yang paling baik dan paling menguntungkan, misalnya: Ibu memasak dengan kayu bakar karena harga minyak tanah sangat mahal. Tindakan ekonomi terdiri atas dua aspek, yaitu :
  • Tindakan Ekonomi Rasional, setiap usaha manusia yang dilandasi oleh pilihan yang paling menguntungkan dan kenyataan demikian.
  • Tindakan Ekonomi Irasional, setiap usaha manusia yang dilandasi oleh pilihan yang paling menguntungkan namun kenyataannya tidak demikian.
Motif Ekonomi adalah alasan ataupun tujuan seseorang sehingga seseorang itu melakukan tindakan ekonomi. Motif ekonomi terbagi dalam dua aspek, yaitu :
  • Motif Intrinsik, disebut sebagai suatu keinginan untuk melakukan tindakan ekonomi atas kemauan sendiri.
  • Motif Ekstrinsik, disebut sebagai suatu keinginan untuk melakukan tindakan ekonomi atas dorongan orang lain.
Pada prakteknya terdapat beberapa macam motif ekonomi :
  • Motif memenuhi kebutuhan.
  • Motif memperoleh keuntungan.
  • Motif memperoleh penghargaan.
  • Motif memperoleh kekuasaan.
  • Motif sosial / menolong sesama.
Prinsip Ekonomi merupakan pedoman untuk melakukan tindakan ekonomi yang didalamnya terkandung asas dengan pengorbanan tertentu diperoleh hasil yang maksimal. Beberapa faktor yang mempengaruhi sehingga jumlah kebutuhan seseorang berbeda dengan jumlah kebutuhan orang lain :
  • Faktor Ekonomi.
  • Faktor Lingkungan Sosial Budaya.
  • Faktor Fisik.
  • Faktor Pendidikan.
Sering disebut sebagai The Queen of Social Sciences, ilmu ekonomi telah mengembangkan serangkaian metode kuantitatif untuk menganalisa fenomena ekonomi. Jan Tinbergen pada masa setelah Perang Dunia II merupakan salah satu pelopor utama ilmu ekonometri, yang mengkombinasikan matematika, statistik, dan teori ekonomi. Kubu lain dari metode kuantitatif dalam ilmu ekonomi adalah model General equilibrium (keseimbangan umum), yang menggunakan konsep aliran uang dalam masyarakat dari satu agen ekonomi ke agen yang lain. Dua metode kuantitatif ini kemudian berkembang pesat hingga hampir semua makalah ekonomi sekarang menggunakan salah satu dari keduanya dalam analisisnya. Di lain pihak, metode kuantitatif juga sama berkembangnya terutama didorong oleh keterbatasan metode kuantitatif dalam menjelaskan prilaku agen yang berubah-ubah. Empat aspek yang erat hubungannya dengan metodologi dalam analisis ekonomi, aspek-aspek tersebut adalah :
  • Masalah pokok ekonomi yang dihadapi setiap masyarakat, yaitu masalah kelangkaan atau kekurangan. Berdasarkan uraian mengenai maslah ekonomi pokok tersebut akan dirumuskan definisi ilmu ekonomi.
  • Jenis-jenis analisis ekonomi.
  • Ciri-ciri utama suatu teori ekonomi dan kegunaan teori ekonomi.
  • Bentuk-bentuk alat analisis yang digunakan pakar ekonomi dalam menerangkan teori ekonomi dan menganalisis berbagai peristiwa yang terjadi dalam perekonomian.

Masalah Pokok Ekonomi Dan Pengaruh Mekanisme Harga

Masalah pokok ekonomi dapat ditinjau dari 2 sudut pandang :
  • Teori Klasik, yang dipelopori oleh Adam Smith terdiri dari :
  1. PRODUKSI adalah segala tindakan yang ditunjukkan untuk meningkatkan nilai guna atau manfaat dari suatu barang. Karena sifat manusia yang tidak pernah mengalami tingkat kepuasan yang hakiki, maka berapapun yang diproduksi selalu tidak pernah mencukupi kebutuhan manusia, sehingga itu pula produksi menjadi masalah pokok ekonomi. 
  2. DISTRIBUSI adalah segala kegiatan yang ditunjukkan untuk menyampaikan atau menyalurkan barang hasilmproduksi dari produsen hingga sampai ke tangan konsumen akhir/pemakai. Yang termasuk kegiatan distribusi diantaranya: Pengemasan, pensortiran/pemilahan, pengepakan, penyimpanan/pengudangan, pengangkutan, dan lain-lain. Distribusi dapat dibedakan menjadi 2 cara yaitu Distribusi Langsung (barang hasil produksi langsung disalurkan ke konsumen akhir atau pemakai) dan Distribusi Tidak Langsung (penyalurannya melalui beberapa perantara, seperti : agen, grosir, eksportir, importir, komisioner, makelar, pedagang eceran, dan lain-lain). Semakin panjang mata rantai penyalurannya sangat dimungkinkan harga yang ditanggung konsumen akhir lebih mahal. 
  3. KONSUMSI adalah segala tindakan yang tujuannya menghabiskan atau mengurangi nilai guna suatu barang. Kegiatan konsumsi dipengaruhi oleh 2 faktor yaitu Faktor Internal (pendapatan, selera karakter, kepribadian, motivasi) dan Faktor Eksternal (kebudayaan, peradaban, lingkungan, status sosial, kebijakan pemerintah, dan lain-lain).
  • Menurut Teori Modern, yang dipelopri oleh Paul A Samuelson, seorang pakar ekonomi membedakan masalah pokok yang dihadapi oleh perekonomian, yaitu :
  1. Apa yang akan diproduksi (What). Karena keterbatasan sumber daya faktor produksi, maka harus hal yang tidak mungkin akan memproduksi sebanyak-banyaknya, maka harus dilakukan pemilihan barang apa yang harus diproduksi serta berapa jumlahnya.
  2. Bagaimana proses produksinya (How). Hal ini sangat tergantung dari ketersediaan sumber daya faktor produksi dari setiap wilayah/negara. Bagi negara maju akan menggunakan faktor produksi padat modal dengan teknologi menengah tanpa mengesampingkan pendayagunaan sumber daya manusia yang ada sehingga tidak terjadi pengangguran yang tinggi.
  3. Untuk siapa hasil produksi ditunjukan (For Whom). Untuk masalah yang satu ini, pertimbangan ditunjukan bagaimana caranya agar hasil produksi dapat memenuhi kebutuhan utama masyarakat serta dengan tingkat harga yang terjangkau oleh masyarakat yang menjadi pangsa pasarnya.
Krisis finansial global yang terjadi sejak akhir tahun 2007 telah mengakibatkan perlambatan ekonomi global secara bertahap. Diperkirakan daya beli masyarakat menurun. Banyak pihak yang mengatakan bahwa krisis hanya terjadi pada negara maju seperti Amerka Serikat dan Uni Eropa. Namun perlu diingat bahwa sebagian negara yang kekuatan pasarnya sedang tumbuh (Energing Market) menguasai 60% pangsa pasar ekspor ke Amerika Serikat dan negara-negara maju. Karena itu, jika terjadi penurunan permintaan, pasti akan berdampa pada permitaan barang-barang dari negara yang sedang tumbuh (Emerging Countries). Tentu hal ini akan berakibat pada menurunnya kinerja berbagai sektor usaha, khususnya industri. Harapan untuk segera terlepas dari himpitan krisi ekonomi yang terjadi sejak akhir tahun 2007 nampaknya bukan merupakan sesuatu yang berlebihan. Hal ini dapat dilihat dari beberapa indikator ekonomi, seperti suku bangsa perbankan yang terus menurun, meningkatnya suku bunga SBI, inflansi yang semakin terkendali serta transaksi di bursa efek yang semakin bergairah. Kondisi tersebut setidaknya dapat ditangkap sebagai sinyal bahwa Indonesia sudah memasuki tahap recovery atau kebangkitan. Memang masih banyak faktor lain yang mempengaruhi sekaligus menentukan tingkat prosentase pemulihan ekonomi dari tingkat suku bunga bank, inflansi serta kondisi bursa efek pada umumnya dapat dijadikan barometer.

Sistem Perekonomian

Sistem Perekonomian adalah cara suatu bangsa/negara untuk mengatur kehidupan ekonominya agar tercapai kemakmuran dan kesejahteraan bagi rakyatnya. Macam-macam sistem ekonomi antara lain :
  • Sistem Ekonomi Tradisional adalah sistem ekonomi yang masih terkait dengan adat istiadat kebiasaan dan nilai budaya setempat.
Ciri-cirinya :
  1. Alat produksi sederhana.
  2. Jumlah barang atau jasa rendah.
  3. Produktivitas rendah.
  4. Masih barter.
  5. Kegiatan ekonomi umumnya dibidang pertanian.
  6. Masyarakat sulit menerima perubahan.
Kelebihannya yaitu  :
  1. Tidak terjadi persaingan usaha karena semua kegitan dilakukan berdasarkan kebiasaan.
  2. Kegiatan yang dilakukan hanya untuk memenuhi kebutuhan hidup sehari-hari. Dengan sifat kekeluargaannya, masyarakat hidup dalam kebersamaan.
Kelemahannya yaitu : 
  1. Hasil produksi terbatas sehingga masyarakat tidak berusaha mencari keuntungan atau laba. 
  2. Pola pikir masyarakat tidak berkembang karena diakibatkan oleh pengaruh tradisi. Tidak memperhitungkan efisiensi dan penggunaan sumber daya.
  3. Kegiatan ekonomi dilakukan untuk memenuhi kebutuhan hidup saja, tidak untuk meningkatkan kemakmuran dan kesejahteraan.
  • Sistem Ekonomi Kapitalis adalah sistem ekonomi yang memberi kebebasan kepada masyarakat untuk memilih dan melakukan usaha sesuai keinginan dan keahliannya.
Ciri-cirinya : 
  1. Hak milik perorangan diakui.
  2. Individu bebas melakukan kegiatan ekonomi.
  3. Jenis, jumlah, dan harga barang ditentukan kekuatan pasar.
  4. Adanya persaingan bebas. 
  5. Kegiatan ekonomi (produksi, distribusi, dan konsumsi) diserahkan kepada swasta.
Kelebihannya : 
  1. Lebih efisien dalam memanfaatkan sumber-sumber daya dan distribusi barang-barang.
  2. Kreativitas masyarakat menjadi tinggi karena adanya kebebasan melakukan segala hal yang terbaik didirinya.
  3. Pengawasan politik dan sosial minimal,karena tenaga waktu dan biaya yangg diperlukan lebih kecil.
Kelemahannya :
  1. Tidak ada persaingan sempurna yang ada persaingan tidak sempurna dan persaingan monopolistik.
  2. Sistem harga gagal mengalokasikan sumber-sumber secara efisien, karena adanya faktor-faktor eksternalitas (tidak memperhitungkan yang menekan upah buruh dan lain-lain).
  • Sistem Ekonomi Sosialis (Etatisme) adalah sistem ekonomi yang seluruh kegiatan ekonominya direncanakan, dilaksanakan, dan diawasi oleh pemerintah secara terpusat.
Ciri-cirinya :
  1. Alat-alat dan faktor produksi dikuasai negara.
  2. Kegiatan ekonomi sepenuhnya diatur negara.
  3. Harga barang/jasa ditentukan pemerintahan.
  4. Hak milik perorangan tidak diakui.
Kelebihannya :
  1. Pemerintah lebih mudah mengendalikan inflansi, pengangguran dan masalah ekonomi lainnya.
  2. Pasar barang dalam negeri berjalan lancarv Pemerintah dapat turut campur dalan hal pembentukkan harga.
  3. Relatif mudah melakukan distribusi pendapatan.
  4. Jarang terjadi krisis ekonomi.
Kelemahannya : 
  1. Mematikan inisiatif individu untuk maju.
  2. Sering terjadi monopoli yang merugikan masyarakat.
  3. Masyarakat tidak memiliki kebebasan dalam memilih sumber daya.
  • Sistem Ekonomi Campuran adalah gabungan dan sistem perekonomian Liberal dan Sosialis.
Ciri-cirinya :
  1. Kegiatan ekonomi dilakukan oleh pemerintahan dan oleh swasta.
  2. Transaksi ekonomi terjadi di pasar, dan ada campuran tangan pemerintah.
  3. Ada persaingan serta masih ada control dan pemerintahan.
Kelebihannya :
  1.  Kebebasan berusahav Hak individu berdasarkan sumber produksi walaupun ada batas.
  2.  Lebih mementingkan umum dari pada pribadi.
Kelemahannya :
  1. Beban pemerintahan berat dari beban swasta Pihak swasta kurang memaksimalkan keuntungan.


Sumber :